agen judi online – Dibanding Spanyol atau Prancis, Jerman bukan pemasok utama pemain asing di Premier League. Terhitung sejak mulai bergulirnya Premier League pada 1992 silam, hanya 36 pemain Jerman yang pernah bermain di kasta tertinggi Inggris tersebut. Jumlah ini hanya sekitar dua puluh persen dari total pemain Prancis yang pernah bermain di Premier League. Di antara pemain Jerman yang pernah bermain di EPL, dua pemain berhasil mencuri hati fans ketika memperkuat Tottenham Hotspurs. Juergen Klinsmann menjadi pemain asing pertama yang meraih gelar pemain terbaik EPL kala memperkuat the Lilywhites di musim 1994/1995. Steffen Freund yang kini menjadi asisten Andre Villas Boas meraih status cult hero saat memperkuat Spurs. Ia memang bukan pemain dengan skill menawan. Namun kerja keras dan komitmen yang ditunjukkannya di lapangan menarik hati publik White Hart Lane meski ia tak pernah mencetak gol selama bermain di Inggris. Sukses Klinsmann dan Steffen Freund ini mungkin menjadi salah satu alasan Lewis Holtby bergabung ke Tottenham Hotspurs. Nama Lewis Holtby mulai dikenal saat memperkuat Alemannia Aachen di Bundesliga 2 (Divisi di bawah Bundesliga) pada musim 2008/2009. Bermain sebagai sayap kiri Holtby berhasil mencetak 8 gol dan 8 assist. Permainan gemilangnya di Aachen membuat Schalke 04 merekrutnya di musim panas 2009. Pindah ke Schalke saat berusia 19 tahun membuat Holtby harus bersabar untuk menjadi pemain inti. Untuk mendapatkan kesempatan bermain secara regular, ia harus rela dipinjamkan ke Bochum dan Mainz. Selama dipinjamkan ke Mainz inilah Lewis Holtby mulai menancapkan dirinya sebagai salah satu talenta terbaik Jerman. Ia sukses mengantar tim asuhan Thomas Tuchel ini menembus Europa League di musim 2010/2011.
Seperti umumnya pemain Jerman masa kini, Holtby memiliki skill olah bola yang mumpuni. Kaki kirinya dianggap sebagai salah satu yang terbaik di Bundesliga. Sebagai gelandang menyerang ia memiliki kontrol bola serta visi permainan yang brilian. Skill yang didapatnya berkat latihan futsal. Senjata lain yang dimiliki Hotlby adalah through ball akurat. Whoscored mencatat Holtby menjadi pemain kedua dengan rasio through ball akurat per pertandingan terbanyak di paruh pertama Bundesliga. Selain memiliki kemampuan yang mumpuni sebagai gelandang serang, Holtby juga rajin membantu pertahanan. Tak seperti gelandang serang klasik yang lebih banyak menunggu umpan dari pemain belakang. Saat kehilangan bola ia akan melakukan pressing kepada pemain lawan. Tak jarang ia terlibat dalam perebutan bola dengan penyerang lawan. Pemain keturunan Inggris ini juga tak segan turun ke belakang untuk menjemput bola. Kemampuannya akan maksimal jika bermain di belakang penyerang. Terlebih jika didukung gelandang bertahan yang disiplin. Seperti yang ditunjukkannya saat memperkuat Mainz dan Schalke. Namun Holtby bisa bermain di posisi lain. Posisi sayap kiri pernah dimainkannya saat mengawali karir bersama Alemannia Aachen. Semasa di Mainz ia sesekali bermain di sayap kanan. Di Schalke ia sempat dimainkan sebagai deep playmaker untuk memberi ruang bagi Raul Gonzalez sebagai gelandang serang. Kehadiran Lewis Holtby di White Hart Lane bisa menjadi solusi bagi pelatih Andre Villas Boas atas kegagalan klub mendatangkan Joao Moutinho. Bukan rahasia lagi kalau AVB sangat menyukai Moutinho. Moutinho adalah pemain kunci yang membawanya meraih treble bersama FC Porto. Holtby memang tipe pemain yang berbeda dibanding Moutinho. Namun mereka sama-sama memiliki kreativitas dan passing jitu.
Layak dinanti bagaimana Andre Villas Boas akan memasukkan kapten Jerman U21 ini dalam skema permainannya. AVB sendiri menyebut Holtby sebagai pemain yang berpotensi membuat perbedaan dan mampu menjadi penghubung permainan tim. Musim ini, pelatih asal Portugal ini sering memainkan skema 4-2-3-1 dan Holtby sangat cocok bermain sebagai gelandang serang tengah. AVB juga bisa memainkannya sebagai gelandang tengah dalam skema 4-4-2 ataupun 4-3-3. Adanya gelandang pekerja seperti Scott Parker di Tottenham dapat memaksimalkan potensi Lewis Holtby sebagai gelandang serang. Bergabung di tengah kompetisi menjadi tantangan tersendiri bagi Holtby. Ia harus cepat beradaptasi jika ingin mendapatkan kesempatan bermain. Pada pertengahan kompetisi klub pada umumnya telah memiliki skema permainan yang baku. Spurs bukan Schalke dan Holtby harus cepat mengadaptasi gaya permainan Spurs. Bagi Holtby bermain di Premier League adalah salah satu keinginannya sejak lama. Terlebih ia adalah separuh Inggris. Ayahnya Chris Holtby adalah seorang fans Everton yang bertugas di Moenchengladbach. Ia sempat digosipkan akan memperkuat Inggris di timnas senior, namun FA tak juga memberi panggilan. Justru Joachim Loew yang lebih dulu memberinya 3 caps di timnas Jerman. Dengan nilai transfer yang hanya £ 1.5 juta Holtby berpotensi menjadi pembelian terbaik Spurs. Harga yang sangat murah untuk salah playmaker terbaik Bundesliga. Di usia yang masih 22 tahun, Holtby masih bisa mengembangkan potensinya. Layak ditunggu apakah Holtby akan melanjutkan kisah sukses pemain Jerman di Tottenham Hotspurs, seperti Juergen Klinsmann dan Steffen Freund yang akan membimbingnya di White Hart Lane. – Judi online bola